Minggu, 08 November 2015

MASYARAKAT DESA DAN PERKOTAAN




MASYARAKAT PEDESAAN DAN MASYARAKAT PERKOTAAN
  1. 1. MASYARAKAT PERKOTAAN, ASPEK-ASPEK POSITIF DAN NEGATIF 
A. PENGERTIAN MASYARAKAT
Sebelum kita bicara lebih lanjut masalah masyarakat, bailah kita tinjau dulu definisi tentang masyarakat.
Defini adalah uraian ringkas untuk memberikan batasan-batasan mengenai suatu persoalan atau pengertian ditinjau daripada analisis. Analisis inilah yang memberikan arti yang jenih dan kokoh dari sesuatu pengertian.
Apabila kita berbicara tentang masyarakat, terutama jika kita mengemukakannya dari sudut antropologi, maka kita mempunyai kecenderungan untuk melihat 2 tipe masyarakat :
Pertama, satu masyarakat kecil yang belum begitu kompleks, yang belum mengenal pembagian kerja, belum mengenal struktur dan aspek-aspeknya masih dapat dipelajari sebagai satu kesatuan.
Kedua, masyarakat yang sudah kompleks, yang sudah jauh menjalankan spesialisasi dalam segala bidang, karena ilmu pengetahuan satu masyarakat yang sukar diselidiki dengan baik dan didekati sebagian saja.

B. MASYARAKAT PERKOTAAN
Masyarakat perkotaan sering disebut juga urban community. Pengertian masyarakat kota lebih ditekankan pada sifat-sifat kehidupannya serta ciri-ciri kehidupannya yang berbeda dengan masyarakat pedesaan.
Perhatian khusus masyarakat kota tidak terbatas pada aspek-aspek seperti pakaian, makanan, dan perumahan, tetapi mempunyai perhatian lebih luas lagi. Bila ada tamu misalnya, diusahakan menghidangkan makanan misalnya, yang diutamakan adalah mempunyai kedudukan sosial tinggi.
Perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata di kota-kota, sebab kota-kota biasanya terbuka dalam menerima pengaruh-pengaruh dari luar. Hal ini sering menimbulkan pertentangan antara golongan tua dengan golongan muda.

C. PERBEDAAN DESA DAN KITA
Ada beberapa ciri yang dapat dipergunakan sebagai petunjuk untuk membedakan antara desa dan kota. Dengan melihat perbedaan-perbedaan yang ada mudah-mudahan akan dapat mengurangi kesulitan dalam menentukan apakan suatu masyarakat dapat disebut sebagai masyarakat pedesaan atau masyarakat perkotaan
Ciri-ciri tersebut antara lain :
1)       Jumlah dan kepadatan penduduk;
2)       Lingkungan hidup;
3)       Mata pencaharian;
4)       Corak kehidupan sosial;
5)       Stratifikasi sosial;
6)       Mobilitas sosial;
7)       Pola interaksi sosial;
8)       Solidaritas sosial;dan
9)       Kedudukan dalam hierarki sistem administrasi nasional.
Meskipun tidak ada ukuran pasti, kota memiliki penduduk yang jumlahnya lebih banyak dibadingkan desa. Hal ini mempunyai kaitan dengan kepadatan penduduk, yaitu jumlah penduduk yang tinggal pada suatu luas wilayah tertentu, misalnya saja jumlah per KM”(kilometer persegi) atau jumlah perhektar. 
 
 2. HUBUNGAN DESA DAN KOTA
 Masyarakat pedesaan dan perkotaan bukanlah dua komunitas yang terpisah sama sekali satu sama lain. Bahkan dalam keadaan yang wajar di antara keduanya terdapat hubungan yang erat, bersifat ketergantungan, karena di antara mereka saling membutuhkan. Sebaliknya, kota menghasilkan barang-barang yang juga diperlukan oleh orang desa seperti bahan-bahan pakaian, alat dan obat-obatan pembasmi hama pertanian, minyak tanah, obat-obatan untuk memelihara kesehatan dan alat transportasi.
Dalam kenyataan hal ideal tersebut kadang-kadang tidak terwujud karena adanya beberapa pembatas. Jumlah penduduk semakin meningkat, tidak terkecuali di pedesaan. Mereka ini merupakan kelompok pengangguran, baik sebagai pengangguran penuh maupun setengah pengangguran. 

3. ASPEK POSITIF DAN NEGATIF
Untuk menunjang aktivitas warganya serta untuk memberikan suasana aman, tenteram dan nyaman pada warganya, kota dihadapkan pada keharusan menyediakan berbagai fasilitas kehidupan dan keharusan untuk mengatasi berbagai masalah yang timbul sebagai akibat aktivasi warganya.
Kota secara internal pada hakikatnya merupakan satu organisme, yakni kesatuan integral dari tiga komponen, meliputi “penduduk, kegiatan usaha dan wadah” ruang fisiknya. Dengan kata lain, suatu perkembangan kota harus mengarah pada penyesuaian lingkungan fisik ruang kota dengan perkembangan sosial dan kegiatan usaha masyarakat kota.
Di pihak lain, kota mempunyai juga peran/fungsi eksternal, yakni seberapa jauh fungsi dan peran kota tersebut dalam kerangka wilayah dan daerah-daerah yang dilingkupi dan melingkupinya, baik dalam skala regional maupun nasional.

4.  MASYARKAT PEDESAAN
 
A.       PENGERTIAN DESA/PEDESAAN
Desa adalah suatu kesatuan hukum dimana bertempat tinggal suatu masyarakat pemerintahan sendiri. Masyarakat pedesaan ditandai dengan pemilikan ikatan perasaan batik yang kuat sesama warga desa, yaitu perasaan setiap warga/anggota masyarakat yang amat kuat yang hakikatnya, bahwa seseorang merasa merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat  dimana ia hidup dicintainya serta mempunyai perasaan bersedia untuk berkorban setiap waktu demi masyarakatnya atau anggota-anggota masyarakat.
B.       HAKIKAT DAN SIFAT MASYARAKAT PEDESAAN
Seperti dikemukakan oleh para ahli atau sumber bahwa masyarakat indonesia lebih dari 80% tinggal di pedasaan dengan mata pencarian yang bersifat agraris. Masyarakat pedesaan yang agraris biasanya dipandang antara sepintas kilas dinilai oleh orang-orang kota sebagai  masyarakat tentang damai, harmonis yaitu masyarakat yang adem ayem, sehingga oleh orang kota dianggap sebagai tempat untuk melepaskan lelah dari segala kesibukan keramaian dan keruwetan atau kekusutan pikir. Maka tidak jarang orang kota melepaskan segala kelelahan dan kekusututan pikir tersebut pergilah ke luar kota.
C.       SISTEM NILAI BUDAYA PETANI INDONESIA
Para ahli disinyalir bahwa dikalangan petani pedesaan ada suatu cara  berfikir dan mentalitas yang hidup dan bersifat religio-magis. Mentalitas para petani seperti di atas perlu dikaji dan diadakan penelitian dan pembahasan secara ilmiah dan mendalah agar dapat diarahkan kepada keberhasilan pembangunan yang sekarang ini sedang giat-giatnya kita laksanakan.
D.       UNSUR-UNSUR DESA
Daerah, dalam arti tanah-tahan yang produktif dan yang tidak, beserta penggunannya, termasuk juga unsur lokasi, luas dan batas yang merupakan lingkungan gerografis setempat. Penduduk, adalah hal yang meliputi jumlah pertambahan, kepadatan, persebaran dan mata pencaharian penduduk desa setempat. Tata kehidupan, dalam hal ini pola pergaulah dan ikatan-ikatan pergaulan warga desa. Jadi menyangkut seluk-beluk kehidupan masyarakat desa (rural society)
E.        FUNGSI DESA
Pertama, dalam hubungannya dengan kota, maka desa merupakan “hinyerland” atau daerah dukung berfungsi sebagai suatu daerah pemberian bahan makanan pokok seperti padi,jagung,ketela,di samping bahan makanan lain seperti kacangm kedelai, buah-buahan makanan lain yang berasal dari hewan.
Kedua, desa ditinjau dari sudut potensi ekonomi sebagai lumbung bahan mentah (raw material) dan tenaga kerja (man power) yang tidak kecil artinya.
Ketiga, dari segi kegiatan kerja (occupation) desa dapat merupakan desa agraris, desa manufuktur, desa industri, desa nelayan, dan sebagainya.  


5. URBANISASI DAN URBANISME
Sehubungan dengan perbedaan antara masyarakat pedesaan dengan masyarakat perkotaan, kiranya perlu pula disinggung perihal urbanisasi. Urbanisasi adalah suatu proses berpindahnya penduduk dari desa ke kota atau dapat pula dikatakan bawha urbanisasi merupakan prises terjadnya masyarakat perkotaan.
Proses urbanisasi boleh dikatakan terjadi di seluruh dunia, baik pada negara-negara yang sudah maju industrinya maupun yang secara relatif memiliki industri. 

6. PERBEDAAN MASYARAKAT PEDESAAN DENGAN MASYARAKAT PERKOTAAN
Masyarakat pedesaan kehidupannya berbeda dengan masyarakat perkotaan. Perbedaan-perbedaan ini berasa dari adanya perbedaan yang mendasar dari keadaan lingkungan, yang mengakibatkan adanya dampak terhadap personalitas dan segi-segi kehidupan. Berbicara tentang masyarakat pedesaan dan perkotaan, sungguhnya akan berbicara tentang sistem hubungan antara unsur-unsur yang nembentuknya.
Masyarakat pedesaan maupun masyarakat perkotaan masing-masing dapat di perlukan sebagai sistem jaringan hubungan yang kekal dan penting, serta dapat pula dibedakan masyarakat yang bersangkutan dengan masyarakat yang lain. Oleh karena itu, mempelajari suatu masyarakat berarti dapat berbicara soal struktur sosial.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar