Senin, 05 Oktober 2015

individu, keluarga dan masyarakat



INDIVIDU, KELUARGA DAN MASYARAKAT

1.      PERTUMBUHAN INDIVIDU

A.      PENGERTIAN INDIVIDU
“INDIVIDU” berasa dari kata latin, “INDIVIDUM” artinya “yang tak terbagi”. Jadi, merupakan suatu sebutan yang dapat di pakai untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas. Dalam ilmu sosial paham individu menyangkut tabiatnya dengan kehidupan jiwanya yang majemuk, memegang peranan dalam pergaulan hidup manusia.
Individu dalam bertingkah laku menurut pola pribadinya ada tiga kemungkinan: menyimpang dari norma kolektif kehilangan individualitas atau takluk terhadap kolektif, dan mempengaruhi masyarakat seperti adanya tokoh pahlawan atau pengacu.

B.      PENGERTIAN PERTUMBUHAN
Walaupun terdapatnya perbedaan pendapat para ahli, namun diakui bahwa pertumbuhan adalah suatu perubahan yang menuju ke arah yang lebih maju dan dewasa.
Menurut para ahli yang menganut aliran asosiasi berpendapat, bahwa pertumbuhan pada dasarnya adalah proses asosiasi. Bagian-bagian ini terikat satu sama lain menjadi keseluruhan oleh asosiasi. Konsepsi aliran sosiologi dimana ahli dari pengikut aliran ini menganggap bahwa pertumbuhan itu adalah proses sosialisasi yaitu proses perubahan sifat mula-mula yang asosial atau juga sosial kemudian tahap demi tahap diasosialisasikan.

C.      FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN
Dalam membahas hal pertumbuhan itu ada bermacam-macam aliran, namun pada garis besarnya dapat di golongkan ke dalam tiga golongan, yaitu :
A.      Pendirian Nativistik
Pertumbuhan individu ini semata-mata ditentukan oleh faktor-faktor yang di bawa sejak lahir.

B.      Pendirian Empiristik dan Evironmentalistik
Pertumbuhan individu ini semata-mata tergantung pada lingkungan sedang dasar tidak berperan sama sekali.

C.      Pendirian Konvergensi dan Interaksionisme
Konsepsi interaksionisme yang berpandangan dinamis yang menyatakan bahwa interaksi antara dasar dan lingkungan dapat menentukan pertumbuhan individu.

D.     Tahap pertumbuhan individu berdasarkan psikologi
Pertumbuhan individu sejak lahi sampai masa dewasa atau masa kematangan yg melalui beberapa fase.

2.      FUNGSI-FUNGSI KELUARGA
Keluarga adalah unit/satuan masyarakat yang terkecil yang sekaligus merupakan suatu kelompok kecil dalam masyarakat, sering dikenal dengan sebutan primary group. Keluarga sudah sering sekali kehilangan peranannya. Oleh karena itu adalah kebijaksanaan kalau dilihat dan di kembalikan peranan keluarga dan proporsi yang sebenernya dengan skala prioritas yang pas.
Keluarga terdiri dari suami, istri dan anak-anaknya. Anak-anak inilah yang nantinya berkembang dan mulaibisa melihat dan mengenal arti diri sendiri, dan kemudia belajar melalui pengenalan itu. Keluarga sebagai kelompok pertama yang di kenal individu sangat berpengaruh secara langsung terhadap perkembangan individu sebelum maupun sesudah terjun langsung secara individual di masyarakat.

A.      PENGERTIAN FUNGSI KELUARGA
      Dalam kehidupan keluarga sering kita jumpai adanya pekerjaan-pekerjaan  yang harus dilakukan. Fungsi keluarga adalah suatu pekerjan-pekerjaan atau tugas-tugas yang harus dilaksanakan di dalam atau oleh keluarga itu.

B.      MACAM-MACAM FUNGSI KELUARGA
      Pekerjaan-pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh keluarga itu dapat digolongkan/dirinci kedalam beberapa fungsi, yaitu : 
  • A)     Fungsi bilogis : Keluarga dapat menyelenggarakan persiapan-persiapan perkawinan bagi anak-anaknya. 
  • B)     Fungsi pemeliharaan : Keluarga diwajibkan untuk berusaha agar setiap anggotanya dapat terlindungi dari gangguan-gangguan. 
  • C)     Fungsi ekonomi : Keluarga berusaha menyelenggarakan kebutuhan manusia yang pokok. 
  • D)     Fungsi keagamaan : Sebagai manusia yang taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. 
  • E)      Fungsi sosial : Agar didalam keluarga selalu terjadi pewarisan kebudayaan atau nilai-nilai kebudayaan.
3.      INDIVIDU, KELUARGA DAN MASYARAKAT

1.      Pengertian Keluarga
      Menurut Sigmunt Freud keluarga itu terbentuk karena adanya perkawinan pria dan wanita. Perkawinan itu adalah berdasarkan pada libido seksualis. Dengan demikian keluarga merupakan manifestasi dari pada dorongan seksual sehingga landasan keluarga itu adalah kehidupan seksual suami istri.

2.      Pengertian Masyarakat
      Drs. JBAF Mayor Polak menyebut masyarakat adalah wadah segenap antara hubungan sosial terdiri atas banyak sekali kolektiva-kolektiva serta kelompok dan tiap-tiap kelompok terdiri atas kelompok-kelompok lebih baik atau subkelompok

A)     Masyarakat Sederhana : Dalam lingkungan masyarakat sederhana (primitif) pola pembagian kerja cenderung dibedakan menurut jenis kelamin.

B)     Masyarakat Maju : Masyarakat maju memiliki aneka ragam kelompok  sosial.

4.      HUBUNGAN ANTARA INDIVIDU, KELUARGA DAN MASYARAKAT

A. Makna Individu
            Manusia adalah makhluk individu. Makhluk individu berarti makhluk yang tidak dibaagi-bagi, tidak dapat dipisah-pisahkan dalam jiwa dan raganya. Untuk menjadi individu yang “mandiri” harus melalu proses. Proses yang di laluinya adalah proses pemantapan dalam pergaulan di lingkungan keluarga pada tahap pertama.
B. Makna Keluarga
            Keluarga adalah merupakan kelompok primer yang paling penting di dalam masyarakat. Keluarga merupakan sebuah group yang terbentuk dari perhubungan laki-laki dan wanita.

C.      Makna masyarakat 
            Seperti halnya dengan definisi sosiologi yang banyak jumlahnya kita dapati pula definisi definisi tentang masyarakat yang juga tidak sedikit. Proses ini biasanya bekerja tanpa disadari dan diikuti oleh semua anggota kelompok dalam suasana trial dan eror. Didalam hubungan manusia dengan manusia lain, yang penting ialah reaksi sebagai akibat dari hubungan tadi. Dapatlah kita membedakan pengertian antara individu sebagai perseorangan dan individu sebagai makhluk sosial, individu perseorang berarti individu berada dalam keadaan tidak berhubungan dengan individu lainnya. Sedangkan individu sebagai makhluk sosial berarti individu yang sedang mengadakan hubungan dengan alam sekitarnya.

1.      Homogenitas Sosial
Bahwa masyarakat desa pada umumnya terdiri dari satu atau beberapa kekerabatan saja, sehingga pola hidup tingkah laku maupun kebudayaan sama/homogen.

2.      Hubungan Primer
Pada masyarakat desa hubungan kekeluargaan dilakukan secara musyawarah. Mulai masalah-masalah umum/masalah bersama sampai masalah pribadi.

3.      Kontrol Sosial yang Ketat
Diatas di kemukakan bahwa hubungan pada masyarakat pedesaan sangat intim dan diutamakan, sehingga setiap anggota masyarakatnya saling mengetahui masalah yang dihadapi anggota yang lain.

4.      Gotong Royong
Nilai-nilai gotong royong pada masyarakat pedesaan tumbuh dengan subur dan membudaya. Semua masalah kehidupan dilaksanakan secara gotong royong, baik dalam arti gotong royong murni maupun gotong royong timbal balik.

5.      Ikatan Sosial
Setiap anggota masyarakat diikat dengan nilai-nilai adat dan kebudayaan secara ketat. Bagi anggota yang tidak memenuhi norma dan kaidah yang sudah disepakati.

6.      Magis Religius
Kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa bagi masyarakat desa sangat mendalam. Bahkan setiap kegiatan kehidupan sehari-hari dijiwai bahkan diarahkan kepadanya.

7.      Pola Kehidupan
Masyarakat desa bermata pencaharian dibidang agraris, baik pertanian, perkebunan, perikanan dan peternakan.

5.      URBANISASI DAN URBANISME
            Sehubungan dengan perbedaan antara masyarakat pedesaan dengan masyarakat perkotaan. Urbanisasi adalah suatu proses berpindahnya penduduk dari desa ke kota atau dapat pula katakana bahwa urbanisasi merupakan proses terjadinya masyarakat perkotaan. Artinya adalah, sebab suatu daerah mempunyai daya tarik sedemikian rupa, sehingga orang-orang pendatang semakin banyak. Secara umum dapat dikatakan bahwa sebab-sebabnya adalah sebagai berikut :

1.      Daerah yang termasuk menjadi pusat pemerintahan atau menjadi ibukota (seperti contohnya : Jakarta).

2.      Tempat tersebut letaknya sangat strategis sekali untuk usaha-usaha perdagangan/perniagaan, seperti misalnya sebuah kota pelabuhan atau sebuah kota yang letaknya dekat pada sumber-sumber 
bahan-bahan mentah.

3.      Timbulnya industri di daerah itu, yang memproduksikan barang-barang maupun jasa-jasa.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar